Assalamualaikum wr. wb.
Sampai saat ini, banyak orang yang berpendapat bahwa kanker adalah penyakit yang jarang ditemui dan lebih banyak dialami negara-negara maju. Tapi ternyata hal itu salah besar. Di negara-negara maju, kasus kanker memang mengalami kenaikan, tapi tingkat kejadian dan persentase kenaikannya tidak setinggi di negara berkembang.
Menurut penelitian yang dilakukan WHO pada tahun 2003, ditemukan bahwa penyakit jantung adalah penyebab kematian tertinggi di dunia dan kanker berada di urutan nomor 2. Angka kematian akibat kanker ini bahkan lebih besar daripada angka kematian akibat penyakit tubercolusis (TBC), malaria dan HIV digabung menjadi satu.
Di negara berkembang khususnya, jumlah kanker dari tahun ke tahun semakin meningkat dan melebihi persentase di negara maju. Alasannya, banyak masyarakat di negara berkembang tak bisa menghindar dari lingkungan yang karsinogenik karena regulasi yang lemah dan masyarakat yang kurang paham mengenai faktor-faktor risiko pemicu kanker.
"Salah satu contohnya adalah makanan ikan asin. Dalam pengolahannya, ikan asin ini menghasilkan bahan yang karsinogenik. Sama seperti membakar daging hingga gosong yang juga memicu kanker," kata DR Dr Aru Sudoyo, SppD, K-HOM, FINASIM, FACP, dokter spesialis onkologi dalam acara Diskusi Health Forum: Harapan Baru bagi pasien Kanker yang diselenggarakan Roche di Hotel Four Seasons Jakarta, umat (22/6/2012).
Menurut data WHO pada tahun 2005, sebanyak 7,5% kematian di dunia disebabkan oleh kanker, 5,5% di antaranya terjadi di negara berkembang dan 2,5% di negara maju. Pada tahun 2015, angkanya diperkirakan naik menjadi 9,1%. Sebanyak 6,7% di antaranya terjadi di negara berkembang dan 2,3% di negara maju.
Pada tahun 2030, diperkirakan di negara berkembang angkanya akan naik menjadi 8,9% dan negara maju 2,5%. Artinya, kenaikan kasus kanker di negara-negara berkembang jauh lebih cepat dan tinggi dibanding di negara-negara maju.
Dr Aru memberi salah satu contoh, yaitu kasus kanker usus besar. Sebanyak 41,2% kasus kanker usus besar terjadi di Asia Pasifik, 38% di Eropa dan 14,3% terjadi di Amerika Utara. Padahal, kasus kanker ini awalnya banyak dijumpai di negara-negara maju.
Tak hanya itu, kasus-kasus orang dewasa berusia paruh baya di Indonesia yang mulai terjangkit kanker juga mulai banyak. Umumnya orang mulai terekspos zat-zat penyebab kanker pada usia 20 tahun dan kanker mulai berkembang pada usia di atas 40 tahun. Namun di Indonesia, kasus kanker sudah banyak dialami orang yang berusia di bawah 40 tahun.
"Di negara maju, angka kejadian kanker kolorektal adalah sebesar 3% pada orang berusia di bawah 40 tahun. Di Indonesia, angkanya bisa mencapai 30%," kata dr Aru.
Dr Aru menambahkan, kanker pada stadium I masih memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi, yaitu sekitar 80 - 90%. Oleh karena itu, diagnosa dini sangat penting untuk mencegah perkembangan sel-sel kanker menjadi semakin parah. Apabila sudah memasuki stadium IV, tingkat kesembuhannya hanya 5%.
Beberapa jenis kanker juga banyak yang sulit terdeteksi sampai ketika menimbulkan gejala pada stadium lanjut. Misalnya kanker paru-paru yang baru terasa mengganggu pernapasan saat masuk stadium III. Dr Aru menekankan agar masyarakat mulai mengubah pola hidup agar terhindar dari kanker.
"Penelitian menunjukkan bahwa banyak makan buah dan sayuran akan menurunkan risiko kanker sebanyak 25%. Namun banyak orang yang tidak tahu atau tidak menerapkannya," kata dr Aru.
sumber : detik Health
Wassalamualaikum wr. wb.
0 comments:
Posting Komentar
Setelah baca silakan berikan komentarnya gan..
Terima Kasih telah berkunjung ke blog kami yang sederhana ini... Sukses selalu untuk semuanya!!